Puisi: Serpih-serpih rindu

Saya. Mencintai dia!

Mengasihi dia!
Menyayangi dia!
Merindui dia!

Saat, hadirnya dia
terperangkap saya dalam rantai rasa,
yang memenjara jiwa dalam dakapnya cinta

Pernah saya berkata di dalam hati suatu masa dahulu:
"Akan saya oles warna pelangi di bibir dia...
biar selamanya dia bahagia..."

Pada saat,
saya mengukir cerah matari,
di kaki hari, terasa
siang menjadi cepat
dan malam pun singkat
dan saya terperangkap
dalam angan-angan, dalam
gubuk waktu yang tersangkut di dada

Saya masih ingat lagi suatu waktu itu
kembara ke utara bersamanya
didalam kotak fikiran
tidak putus-putus saya membilang tasbih kasih,
adakah rasa kita sama?
atau.......
ini untuk yang terakhir kalinya?

Esoknya, teman membuat pertanyaan
"Bagaimana dengan dia?"
lalu lambat-lambat saya menjawab:
"Saya berharap masih punya harapan..."
.....dan....

munajat saya tidak henti-henti...
Tuhan...andai bahagia itu milikku...
maka Engkau dekatkanlah ia denganku...
namun jika telah takdirnya ia bukan utkku...
maka Engkau ubatilah 'kesakitanku' ini...
dan Engkau bahagiaknlah ia...

Saat, tiadanya dia
Kesunyian dan kesedihan, menari
dalam sendu yang panjang, dan
adakalanya dirasa
Semuanya tidak berhujung berpangkal

Mahukah kamu bermimpi sekejap
berada di tempat saya yang sepi,
kehilangan,
ditinggalkan,
bersendirian?


"rindukah engkau padaku?"


Dia; tidak menyahut...